PENGENALAN TERHADAP SURAH
Surah al-Infithar turun di Mekkah sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Namanya yang paling populer dan tertulis di berbagai Mushhraf adalah surah- al-Infithar. Ada juga yang menamaninya Surah idza as-Sama’u Infatharat. Dan tidak banyak (ada) yang menamainya Surah Inatharat, juga Surah al-Munfathirah. Semua nama-nama itu terambil dari kata atau kandungan ayatnya yang pertama.
Tema utama surah ini sebagaimana surah at-takwir, adalh uraian tentang hari kiamat yang antara lain membicarakan tentang hari kiamat yang antara lain membicarakan tentang kehancuran alam raya dan balasan serta ganjaran manusia. Hanya saja pada surah at-Takwir ditemukan penjelasan tentang kesucian al-Quran, kekuatan dan amanah malaikat Jibril yang menurunkannya serta kebenaran Nabi Muhammad saw. yang menerimanya. Sedang pada surah ini manusia ditegur secara halus dan digugah hatinya untuk sadar dan ingat bahwa semua kegiatannya tercatat dan akan dituntut untuk dia pertanggungjawabkan kelask pada hari kebangkitan.
Tujuan Utamanya adalah mengingatkan manusia agar larut dalam kegiatan buruk, karena mengandlakan dan terperdaya oleh kebaikan dan kemurahan Allah swt.
INTISARI KANDUNGAN AYAT
AYAT 1 – 5
Akhir surah yang lalu (at-Takwir) menegaskan kemutlakan kehendak Allah swt. Dia juga yang menciptakan alam raya dan system kerjanya dan Dia juga menetapkan tujuan akhirnya. Karena manusia adalah mahluk bertanggung jawab dan itu sepenuhnya akan terlaksana pada hari kemudian, maka Sang Pencipta itu melaksanakan perhitungan tersebut setelah melumpuhkan system kerja alam raya dan memorak-morandakannya.
Ayat di atas menjelaskan empat hal luar biasa yang terjadi menjelang perhitungan itu :
1. Langit yang demikian kokoh, serasi, dan berjalan harmonis, dicabut keserasiannhya sehingga terbelah dan porak-poranda.
2. Bintang-bintang demikian indah dan teratur jatuh berserakan bagaikan mutiara-mutiara yang terputus rantainya.
3. Lautan-lautan yang dipisahkan oleh daratan dihilangkan batas-batasnya sehingga meluap dan menyatulah laut dan sungai. Atau kedua unsur air – oksigen dan hydrogen – dipisahkan dan terjadi peledakan atom –atom kedua gas tersebut jauh melebihi dahsyatnya peledakan bom – bom ataom yang diperkirakan sekarang.
4. Kuburan – kuburan dibongkar dan diacak, yakni orang-orang mati bangkit dari kubur mereka menuju tempat perhitungan.
Ketika hal-hal tersebut terjadi, maka semua manusia akan mengetahui kebaikan atau kejahatan apa yang telah dia kerjakan di dunia. Dia akan mengetahui hakikat dari apa yang dilakukannya dan dilalaikannya.
AYAT 6 – 8
Setelah ayat-ayat yang lalu mengingat manusia tentang keniscayaan Kiamat dan akan adanya perhitungan menyangkut semua kegiatan, kini manusia digugah dan dikecam serta diperingatkan secara sangat halus : Wahai manusia, lebih-lebih durhaka terhadap Tuahan Pemelihara dan pembimbingmu Yang Maha Pemurah itu? [6]. Dia yang telah mewujudkanmu sedang sebelumnya kamu tiada. lalu Dia menyempurnakan kejadianmu dengan melengkapimu dengan aneka anggota badan dan potensi maka menjadilah susunan tubuhmu seimbang dan sejiwamu selaku cenderung kepada keadilan [7]. Dia Mahakuasa sehingga dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki. Dia menyusun tubuh dan penampilanmu [8].
AYAT 9 – 12
Ayat yang lalu mengunggah manusia atau mengecam mereka ayang terpedaya sehingga mendurhakai Allah. Ayat di atas yang memperingatkan mereka : Hati – hatilah atau tidak! Tidak ada alasan dan dalih bagi kamu, atau sebab yang wajar untuk terpedaya! Sungguh kamu tidak mensyukuri anugerah Allah yang demikian besar, bahkan kamu senantiasa dan secara terus menerus mendustakan hari Pembalasan [9]. Padahal sesungguhnya ada pengawas-pengawas yang amat tangguh yang mengawasi kamu [10] Mereka adalh malaikat-malaikat mulia yang mampu melaksanakan tugasnya sebaik mungkin tanpa ada kesalahan atau kecurangan. Meraka pencatat-pencatat yang sangat akurat terhadap aktivitas kamu yang lahir maupun yang batin. Mereka senantiasa mengetahui apa saja yang kamu kerjakan baik amal lahiriah maupun batiniah, baik yang telah berbentuk konkret maupun yang masih dalam rencana.
AYAT 13 – 19
Setelah ayat yang lalu menjelaskan adanya malaikat-malaikat pencatat amal, maka ayat-ayat di atas menjelaskan hasil dari pencatatan itu, yakni ada yang tercatat melakukan amal kebajikan yang banyak dan ada pula yang amat durhaka. Menurut ayat 13, al-Abrar yaknirorang yang sangat luas dan banyak kebajikan benar-benar berada dalam surge, yakni diliputi oelh kenikmatan sehingga tidak ada satu sisinya pun yang tidak nikmat, sedang para pendurhaka yang mendarah daging kedurhakaannya maka mereka berada didalam neraka [14]. Mereka akan memasukinya lalu dibakar pada hari Pembalasan [15]. Di neraka itu mereka tidak akan absen yakni terus-menerus hadir dan berada disana [16].
Kenikmatan yang akan diraih oleh al-Abrar sugguh sangat luar biasa Demikian juga siksa terhadap para pendurhaka. Kata-kata manusia tidak dapat menjelaskannya, bahkan nalarnya tidak mampu menjangkaunya. Untuk menggambarkan makna tersebut, ayat 17 menggunakan ungkapan “wa ma’ addraka” yang secara harafiah berarti : Dan apakah yang menjadikan engkau tahu apakah Hari Pembalasan itu? Yakni Engkau – siapapun engkau – walau nabi Muhammad saw. tidak akan mampu mengetahui dan mejangkau secara keseluruhan hakikat dan kedahsyatan hari itu. Guna menekankan makna di atas, ayat 18 mengulangi ugnkapan itu. Lalu ayat terakhir surah ini member sekaedar gambaran umum tentang hari ketika seorang tidak berdaya sama sekali untuk menolong dan member manfaat. Tidak ada juga sedikit kewenangan yang dimiliki oleh selain Allah dan segala urusan pada hari itu secara amat jelas adalah milik Allah, yakni dalam kekuasaan-Nya semata-mata. Kalau di dunia ini kekuasaan itu amat sangat nyata dan disadari oelh semua mahluk, tanpa kecuali.
sumber dari : ariefhikmah.com
Subhaanallah... menambah ilmu kita tentang isi Al-Qur'an
BalasHapusSalam ukhuwah